Tidak sedikit yang menyebutkan bahwa impact digitalisasi telah membuat media digital sangat digemari. Bahkan konon katanya, pebisnis banyak yang lebih suka beriklan di media digital dibandingkan dengan media tradisional. Benarkah? Menurut pemasar, mudahnya pengukuran serta penggunanya yang massif, membuat media digital jadi senjata ampuh untuk beriklan.

Kenyataannya, tidak sepenuhnya demikian. Bahkan menurut survei yang dilakukan oleh Nielsen, media tradisional masih yang paling digandrungi oleh pemasar ketimbang media digital. Ya, Nielsen menjelaskan pada infografisnya, bahwa bentuk konvensional masih yang paling dipercaya, khususnya pemasar di kawasan Amerika Utara.

Dijelaskan pula oleh Mashable, bahwa lebih dari setengah responden percaya pada platform iklan konvensional seperti surat kabar, majalah, TV, radio, dan billboard. Namun iklan di media digital seperti online video ads, social media ads, mobile display ads, atau online banner ads, menerima kepercayaan kurang dari 50%.

Nah lalu apa saja perbedaan media konvensional dengan media digital? Untuk lebih jelasnya berikut penjelasannya dibawah ini.

Media online merupakan ruang pemberitaan yang memadukan antara teknologi komunikasi (internet) dan jurnalisme konvensional dalam satu ruang yang disebut jurnalisme online. Sedangkan surat kabar memiliki kelebihan khusus, surat kabar menyediakan halaman atau ruang yang luas bagi suatu konten berita yang akan dianalisis secara mendalam dan memiliki ruang penulisan yang berkualitas.

Media konvensional atau media cetak merupakan media yang terbit tiap hari secara terus-menerus dengan bentuk tulisan yang mengandung unsur 5W 1H (what, who, when, where, why, dan how) serta media cetak memiliki audiens yang terbatas. Berita pada media konvensional disajikan dalam berbagai bentuk seperti artikel, tajuk, feature dan lain-lain.

Secara berturut-turut, tingkat kepercayaan yang paling tinggi masih dimiliki oleh iklan di surat kabar dengan presentasi sebanyak 63%. Kemudian disusul oleh iklan majalah (62%), iklan TV (61%), iklan radio (58%), dan iklan billboard (55%).

Hasil ini menjelaskan bahwa tingkat kepercayaan seluruh media tradisional sangat tinggi. Lebih dari setengahnya percaya akan media tradisional. Sementara ketika melirik iklan di media digital, tingkat kepercayaannya masih sangat rendah.

Coba saja lihat dari yang tertinggi, iklan di mesin pencari, hanya berhasil menembus angka 44%. Kemudian disusul oleh iklan video online (44%), iklan di media sosial (39%), serta iklan di ponsel (35%). Sedangkan yang terakhir adalah online banner, yang hanya mampu menembus angka 33%.

Post a comment

Your email address will not be published.

Related Posts